Bunda,
masih kudengar petuamu bergetar
waktu ku tertegun di ambang pintu,
melepaskan diriku dari pelikmu :
“Hati-hati di rantau orang, anakku sayang,
Berkata di bawah-bawah, mandi di hilir-hilir,
Di mana bumi dipijak di sana langit dijunjung”.
Telah lama aku mengembara :
jauh rantau kejelajah,
banyak selat dan sungai kuseberangi,
gunung dan gurun kuedari.
Beragam warna, bahasa dan budaya manusia,
teman aku bersantap, bercengkerama dan bercumbu,
lawan aku bertengkar dan berselisih.
Di runtuhan Harapan dan Pompeyi aku ziarah,
Dari menara Eifel dan Empire State Building
aku tafakur memandang semut manusia.
Di pembajaan Ruhr dan Nagasaki
aku bangga melihat kesanggupan umat
berpikir, mengatur dan berbuat.
Kuhanyutkan diriku dalam lautan manusia
di Time Square di New York dan di Piccadily di London.
Kuresapkan lagu kesepian pengendara unta
di gurun pasir dan batu Anatolia,
sega Islandia yang megah di padang salju yang putih.
Bunda,
Pulang dari rantau yang jauh
berita girang kubawa kepadamu,
resap renungan petua keramat,
sendu engkau bisikkan di ambang pintu :
Di mana-mana aku menjejakkan kaki,
aku berjejak di bumi yang satu.
Dan langit yang kunjung
di mana-mana langit kita yang esa.
Bunda,
Alangkah luasnya dan dahsyatnya kerabat kita
kaya budi kaya hati,
pusparagam ciptaan dan dambaan.
anik agustin. Diberdayakan oleh Blogger.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengenai Saya
Top Artikel
-
Selama nafas masih mengalun, Selama jantung masih memukul, Wahai api, bakarlah jiwaku, Biar mengaduh biar mengeluh. Seperti baja merah ...
-
Puisi ini dipersembahkan utk Khadijah, wanita yg begitu istimewa dihati sang laki2 pilihan [Rasulullah saw] oleh :Yoli Hemdi Tidak pernah...
-
oleh;sutan takdir alisyahbana Angkatan baru Kami telah meninggalkan engkau, tasik yang tenang, tiada beriak, diteduhi gunung yang rimbun...
-
“Hai istriku sebaiknya kita bernazar kepada Allah”, kata seorang saudagar kepada istrinya, “Jika kita diberi anak laki-laki, aku akan memo...
-
CINTA (I) Lalu berkatalah Almitra, Bicaralah pada kami perihal Cinta. Dan dia mengangkatkan kepalanya dan memandang ke arah kumpulan man...
-
Bunda, masih kudengar petuamu bergetar waktu ku tertegun di ambang pintu, melepaskan diriku dari pelikmu : “Hati-hati di rantau orang, a...
Blog Archive
Pengikut
Wp Theme by Promiseringsdesigns | Blogger Template by Anshul
0 komentar:
Posting Komentar